Saturday, June 27, 2009

2 BUDAYA YANG BERBEDA; ARAB DAN JAPAN

Dua budaya yang berbeda.

INDAHNYA HIDUP BERDISIPLIN DAN RAPI

Written by Latifabdul

Saya berlindung kepada Allah dari tipudaya setan yang terkutuk.

I seek the refuge in God, from satan the rejected.

Atas Nama Allah Maha Pengasih lagi Maha Penyayang
In the name of God, Most gracious and Most Merciful



ALLAH Yang Maha Tahu mana yang terbaik buat manusia. ALLAH memerintahkan manusia untuk shalat agar membentuk sikap ta'at dan berdisiplin tinggi dan tahu akan pentingnya waktu. Al Qur'an benar-benar sumber ilmu disiplin.



Nabi Muhammad saw suri tauladan bagi manusia. Di dunia ini, yang menerapkan sikap disiplin dan ta'at terhadap peraturan-peraturan yang diberikan, menjadi bangsa yang maju, sukses, hidup berkualitas, berbudaya mulia dan pandai bersyukur.



Lihatlah contoh di sekeliling kita, masyarakat militer yang diajarkan berdisiplin dan taat akan peraturan-peraturan, hidupnya lebih terhormat dari pada sebagian masyarakat yang tidak berdisiplin.



Lihat pula contoh yang lebih besar, bangsa Jepang/Amerika terkenal dengan disiplin yang tinggi. Di sana disiplin sudah diajarkan kepada rakyatnya dari taman kanak kanak. Hal itu membuat hidup mereka lebih tertib, teratur, berbudaya sopan, semua transportasi lancar dan tepat jadwal, masuk kerja tepat waktu. Pertunjukan, awal mulai pertandingan, rapat, bahkan keberangkatan bus-bus dikerjakan dengan tepat waktu. Dengan demikian tidak ada waktu yang terbuang percuma.



Indah dan nyamannya hidup yang berdisiplin tinggi. Produktif sekaligus bermanfaat.



Bagaimana masyarakat yang tidak berdisiplin? Kita lebih mudah melihat suatu bangsa yang berdisiplin atau tidak, atau yang hidup semau gue.



Lihatlah mobil-mobil di jalan-jalan dalam kota-kota. Kalau mobil-mobil berjalan dengan tertib, maka masyarakat dan jalan pemerintahan akan tertib pula. Kalau mobil di jalan-jalan sering macet, berarti peraturan lalu lintas tidak berjalan. Ini menandai juga pelaksanaan pemerintah yang juga demikian.



Pengurusan perizinan tidak lancar, surat menyurat tidak lancar. Alhasil di tiap lini roda pemerintahpun tidak berjalan lancar. Akibatnya adalah kerugian waktu, energi, uang dan sebagainya. Hidup serba tidak tentu, kacau, kalau mau cepat pengurusan sesuatu perlu uang suap agar urusan menjadi lancar. Di sana-sini pun timbul korupsi, kolusi, nepotisme. Akibatnya rakyat yang menderita.



Oleh karena itulah Nabi Muhammad saw telah memperingatkan umatnya untuk menjalankan shalat 5 kali sehari. Shalat bukan saja berarti untuk menyembah Allah, tapi hikmah dari shalat itu adalah menegakkan disiplin.



Disiplin menghadap Tuhan 5 kali sehari. Disiplin melakukan aturan-aturan shalat. Disiplin waktu, disiplin berjamaah, kebersamaan, disiplin kebersihan, disiplin mengikuti undang-undang ataupun aturan-aturan. Disiplin menghadap atau memberikan laporan kepada atasan. Disiplin berbuat dan bekerja baik. Hal ini sekaligus menjadikan manusia-manusia yang jujur. Manusia yang bertanggung jawab. Manusia bersih hati dan perbuatan. Manusia bergotong-royong. Manusia yang rajin dan sungguh-sungguh. Manusia yang pandai mensyukuri pemberian Tuhan Manusia yang takut kepada Tuhan.



Shalat juga manjadikan manusia terhindar dari perbuatan bohong, perbuatan merusak dan merugikan orang lain. Perbuatan menyakiti hati orang dengan mulut. Perbuatan kotor, mulai dari mengotori jalan-jalan, sungai, rumah ataupun lingkungan sendiri.



HIKMAH DARI PERJALANAN DI BUMI ALLAH.

Ada dua pengalaman yang tak terlupakan oleh saya :



Pengalaman pertama di Meccah yang menyedihkan, Saudi Arabia terkenal sebuah negara yang melaksanakan Syariat islam, adalah ketika saya membayangkan saat-saat yang indah ketika berbaris dan tertib untuk dapat mencium "batu aswad" di sudut Ka'bah, semua orang tua-muda, lemah-kuat akan dapat menciumnya satu kali dalam hidup dengan tertib dan khidmat.

Di luar bayangan saya, yaitu dalam kenyataan, kita terpaksa berdesak desak, adu otot yang keras untuk bisa sampai ke satu sudut batu Ka'bah. Nauzubilah.... Padahal itu di hadapan batu Ka'bah, di kota suci, dimana kita bisa shalat berjemaah bersama-sama dengan tertib dan teratur. Namun setelah shalat, yang terjadi sikap semau gue.



Pengalaman kedua juga menyedihkan; Waktu ingin menukar uang Dollar dengan mata uang Saudi Arabia di depan loket, saya tidak menduga seorang pegawai laki laki tanpa mengucapkan selamat datang, mengambil uang dollar saya kemudian dia melemparkan uang saudi Arabia kedepan saya diatas meja, tanpa mengucapkan terimakasih dgn bahasa Arab atau Inggeri. Saya tidak percaya apakah begini layanan mereka, saya lihat teman2 saya di loket yang lain juga mendapat layanan yang sama. Rupanya sudah menjadi budaya begini. Kami pulang ke Hotel keheranan heranan,inikah budaya islami di negara islam.



Pengalaman kedua yang indah di Tokyo, suatu pandangan yang mengejutkan saya, saya melihat barisan orang yang begitu panjang mengelilingi sebuah lapangan sepak bola besar, 4 lapis lingkaran manusia di Tokyo, Jepang. Saya bertanya kepada teman saya, kenapa orang berbaris antri di sekeliling lapangan itu dan kenapa mereka juga membawa Selimut tebal? Teman saya memberikan keterangan bahwa besok akan ada konser artis terkenal dari Amerika. Dan mereka datang satu hari sebelumnya dan tidur di lapangan.Masha ALLAH.



Mulai hari ini orang sudah mulai membeli kercis untuk masuk ke dalam studium sepakbola. Kalau tidak antri satu hari sebelumnya, tidak akan dapat membeli kercis. Di sini tidak ada calo tiket. Masya Allah, tertibnya orang Jepang dan begitu ta'atnya mereka terhadap peraturan yang dibuatnya demi kenyamanan kegiatan mereka. Indah dan cantik sekali di pandang.



Lain di Japan, kalau kita sampai di pintu Bank, sudah disambut dengan kata kata "Irrasaimase" artinya selamat datang dengan muka yang gembira dan ceria.Hatipun ikut senang.setelah selesai mereka mengucapkan "domo arogato" artinya terimakasih.Wahh kita dilayani sebagai seorang yang penting dengan hormat.



Ada yang perlu kita renungkan. Kita sebagai umat Islam sudah mempunyai kitab suci yang menjadi petunjuk hidup kita, suri tauladan sudah ada, shalat sudah dijalankan sebagai latihan untuk mencapai hidup yang disiplin.



Tapi mengapa jalan-jalan masih macet, tidak teratur dan disiplin? Di mana salah kita ini? Siapa yang dapat memberikan solusi? Kita pun sudah punya polisi dan aturan-aturannya? Namun lalu lintas sering macet, dimana-mana tampak semrawut.

Yang lucu lagi, pemuda2 yang belajar dari Japan, yang sudah terbiasa hidup disiplin mengikuti masarakat Japan, tapi setelah tiba di Sukarno Hatta, kelihatan sebahagian pemuda2 itu mencari jalan agar bisa masuk baris yang terdepan,semestinya mereka mengikuti barisan yang terbelakang.Sayapun menjadi ketawa kecil, sambil megeleng geleng kepala.

Bisakah anda berpikir dimana kesalahan atau kelemahan kita ini? Apakah memang DNAnya begitu diciptakan oleh ALLAH.????Apakah tidak bisa diperbaiki? Silakan sharing pendapatnya.



Sebelum memikirkan solusi masalah di atas, ada baiknya kita lihat dulu dalam rumah tangga kita. Jika kita berdisiplin, meletakan buku, kunci, dan peralatan lain pada di tempatnya? Sudahkah kita disiplin pulang dari kerja atau sekolah? Sudahkah kita berdisiplin menjalankan shalat? Sudahkah kita berdisiplin menjalankan mobil dan mencucinya? Sudahkah kita berdisiplin membersihkan tempat tidur kita, WC? Sudahkah kita disiplin masuk kerja tepat waktu? Sudahkah kita disiplin bekerja di kantor atau di sekolah? Sudahkah kita disiplin berdoa sebelum makan tidur dan bangun dari tidur?



Semoga firman-firman Allah dibawah ini akan dapat menggugah hati kita:

“Sesungguhnya shalat itu mencegah perbuatan keji dan mungkar (atau shalat itu dapat membentuk sifat-sifat terpuji, disiplin,jujur,tepat waktu, takut melanggar peraturan2 dll ).”(QS.29: 45).



“Sesungguhnya manusia itu kami tempa dalam kancah perjuangan hidup."(QS 90: 4).

“Dengan mengingat Allah hati menjadi bahagia.(takut melanggar peraturan2)” (QS13: 28).



“Orang-orang yang beriman dan berbuat baik, berkarya manfaat bagi mereka kebahagiaan dan tempat kembali yang baik.”(QS.13: 29).



Nabi mengatakan, hendaklah kita menuntut ilmu walaupun sampai ke negeri China (Jepang). Artinya Nabi Muhammad saw, menyuruh umat nya banyak belajar dari masyarakat China atau Jepang. Salah yang dapat kita pelajari dari kehidupan mereka adalah sikap disiplin yang tinggi dan berbudaya sopan.



Apakah kita umat islam mesti malu belajar ke bangsa Jepang karena berbeda agama? Allah mengatakan: "Aku jadikan manusia berbangsa-bangsa, dan bersuku-suku agar satu sama lain dapat saling mengenal (dan belajar).” (QS. 49: 13).



Demikianlah terimakasih semoga ada manfaatnya. Sekiranya ada yang benar itu datang dari Allah dan kalau ada yang salah datang dari kelemahan kami jua mohon dimaafkan dan ditegur.

Wassalamu’alaikum wr wb.

Menuju masarakat yang bermanfaat didunia berarti di akhirat. Berzikir, pikir dan ikhtiar

Keep your hands busy with works; keep your mouth busy with remembrance of Allah

And leave inheritance as much as possible



Note;silakan kirim artikel ini kepada kawan2 tersayang,semoga ada manfaatnya.

1 comment:

Anonymous said...

Kalau menuru saya....setiap orang boleh disiplin....yaitu harus ada kemauan yang kuat..dan bersungguh-sungguh..buat sifat Malas....karean manusia pada dasarnya diliputi hawa nafsu dan otak..jadi kalau manusia mengikuti hawa nafsu..ya...jadi manusia yang tidak berguna seperti bangsa arab atau negara islam lainnya termasuk Indonesia tetapi sebaliknya yang menggunakan otak..hasilnya seperti bangsa Japan....berdisplin tinggi....